Hi, selamat siang, sesi kali ini akan membawa pembahasan tentang rumah cantik Akhir Riwayat Rumah Cantik simak selengkapnya

CAK Ipul kejut ribang tanah cairan era memandang foto di sebentuk edaran terbitan Indonesia. Ia kagum dengan kisah rumah indah beraksi art deco yang kerap digunakan syuting bioskop berbagai keperluan. Saat itu Cak Ipul merantau ke Malaysia, melanggarkan nasib sebagai TKI. Bertahun kemudian, selepas pulang, dia tidak menyangka andaikan rumah indah yang dikaguminya lewat sebentuk foto itu berkelaluan dilintasinya era menjajakan soto di alun-alun Menteng, Jakarta Pusat.
Satu hari, perempuan dalu yang membumi rumah tersebut memanggil Cak Ipul yang tengah lewat. Sari Sudhiono, begitu panggilan perempuan itu sama dengan dikenal Cak Ipul, menawarkan tukang soto ini mangkal di trotoar depan rumahnya. “Tapi ibu minta tolong bukakan gaba-gaba andaikan sedia tamu. Maklum, ceker ibu sudah tidak bangkit buat berseliweran terus,” begitu kata Sari, bagaikan ditirukan Cak Ipul.
Julukan Rumah Bunga atau ada kalanya juga disebut Rumah Cantik, menebak lama digunakan buat menyebut rumah beraksi Belanda di Jalan Cik Di Tiro No. 62 itu. Meski berulang-ulang berpindah tangah pemilik, rumah yang dibangun pada 1932 itu dipertahankan bentuknya. Sari berkelaluan hati-hati merawat bunga yang menyemarakkan pelataran rumah itu.
Kawasan Menteng dikenal sebagai pemukiman elit. Menurut ahli sejarah JJ Rizal, alun-alun ini awalnya merupakan kapling perhumaan yang dimiliki para tuan tanah Arab, yang menjadi kapling penyokong kebutuhan buat kota Batavia lama (Oud Batavia) yang dikelilingi benteng dan parit. Saat kota dipindahkan ke Weltevreden, masa ini Jakarta Pusat, daerah ini dikembangkan sebagai pemukiman elit belah komunitas Eropa di Hindia Belanda.
Pascakemerdekaan, khususnya selepas kepulangan orang-orang Belanda ke negerinya awal 1950-an, pemukiman di Menteng ditinggalkan secuil besar penghuninya. Sebagian aset dikuasai pemerintah dan diperjualbelikan kepemilikannya dengan surat kerelaan khusus bercokol (VB, vestinginsbewijs). Sari sendiri berangkat menempati rumah itu sejak tahun 1958, selepas sebelumnya ditempati oleh anak bini Belanda dan berpindah yad ke sebentuk anak bini berkebangsaan Swiss. Sayang, dua nama pemilik setelah Sari tidak terabadikan dalam berkas Pemprov DKI, sama dengan dikatakan Ian Iskandar, pegawai Pemprov DKI yang mengawasi konstruksi agunan budaya Jakarta.
Selama ini Rumah Cantik kerap dikagumi orang-orang yang berlalu-lalang di alun-alun tersebut. Dulu, hukum adat yang tembus penglihatan memamerkan pendaman bunga banyak warna, serta gaya konstruksi kuno yang dipertahankan sejak mula-mula kali dibangun. Sari Sudhiono tentu belenceh merawat rumah itu. Ketelatenannya melaksanakan Gubernur DKI Jakarta Soerjadi Soedirdja memberi pengakuan kepada Sari Sudhiono. Pemprov DKI pun menebak memasang rumah itu sebagai sebagai konstruksi agunan budaya yang dilindungi Undang-Undang.
Namun kini, keindahan rumah itu tidak bisa lagi disaksikan. Pemilik barunya melakukan pembongkaran yang melantarkan bentuk bersih rumah itu tidak bisa dikenali lagi. Menurut Ian Iskandar, sejak 2009 rumah itu menebak berasak yad ke pemilik baru. Sementara pembongkaran konstruksi menebak dilakukan sekitar sapta bulan lalu. Aktivitas pembongkaran aktual berhenti saat aparat Pemprov DKI beserta Satpol PP yang memasuki area tersebut. “Pembongkaran ini melanggar SK Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 tahun 1993 akan Penetapan Bangunan-bangunan Bersejarah di DKI Jakarta,” kata Ian Iskandar kepada Majalah-Historia.com. Berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 11/2010 akan perawatan konstruksi yang termasuk agunan budaya, pembongkaran agunan budaya sama dengan ini diancam hukuman hotel prodeo membelokkan mini satu tahun, atau dam membelokkan sedikit Rp. 500 juta, maksimal Rp. 5 miliar.
Cak Ipul mengatakan sejak lama Sari Sudhiono tentu mengeluhkan mahalnya biaya Pajak Bumi dan Bangunan rumahnya yang mendapatkan Rp. 16 juta/tahun. Meski sempat beberapa kali diberi keringanan oleh pejabat terkait, akan tetapi sepertinya jumlahnya konsisten terlampau besar belah Sari. Sebelum dijual, buat meliputi biaya tersebut, Sari sempat beberapa kali mengontrakkan secuil rumah tersebut. Selain itu Sari beroleh aksesori biaya dari menyediakan rumahnya buat berbagai aktivitas syuting.
Kini rumah tersebut hanya tertinggal tembok dan rangka atap. Kusen-kusen yang dahulu lagi ditumpuk menebak raib. Beragam jenis bunga yang tumbuh di pekarangan dan kerap membangkitkan decak kagum pelintas tidak lagi terawat bersamaan tumbuhnya rerumputan liar yang merambati halaman depan. Rumah Cantik kini bercokol kenangan.
begitulah penjelasan tentang Akhir Riwayat Rumah Cantik semoga tulisan ini menambah wawasan salam
tulisan ini diposting pada kategori rumah cantik, rumah cantik amzafy, rumah cantik muslimah, , tanggal 20-08-2019, di kutip dari https://historia.id/politik/articles/akhir-riwayat-rumah-cantik-vVgoP
Comments
Post a Comment